Hiiiii !

JANGAN PERNAH BERHENTI BERMIMPI, SELAMA MASIH TERUS BERUSAHA DAN BERDOA

LuV
Esti F Setiawan

Jangan Lagi Berfikir : Pemilu, Politik Rakyat yang Mahal

Hallooo udah lama nih aku ga nulis di blogku, critanya mo ngobrolin masalah sejarah politik niih temens, buat gambaran dulu dr sejarah yang aku tau di masa “Orde Lama”, kesadaran politik menjadi bagian dari kehidupan rakyat sehari-hari. Politik atau partai dan berpartai bukan jadi hal yang menakutkan lhoo, justru menjadi bagian dari makanan dan minuman  jasmani  harian. Seperti ungkapan ini niih : “ orang tidak hidup dari roti saja….” terasa nyata banget. Bahkan nih ya dalam keadaan lapar, orang masih memikirkan perkembangan politik, arah berbangsa dan bernegara (salut berat yah). Sampe sampe yaa orang yang ga ngikutin perkembangan politik akan malu bergaul dengan masyarakat yang sangat sadar situasi politik baik nasional maupun internasional (bukan maen yah temans kebayang ga sih kalo politik itu segitu 'bersahabatnya' dengan rakyat). Bahkan ya di masa itu, ada lembaga kebudayaan yang mencanangkan bahwa “Politik adalah Panglima” yang menuntut pengetahuan politik didahulukan sebelum mengerjakan aktivitas yang lain-lain. Secara umum, politik yang ditanamkan ke rakyat waktu itu adalah kesadaran berlawan terhadap imperialisme. Jadi ga heran tuh ya kalo kesadaran politik yang tinggi yang mengancam kuasa dan modal negara-negara imperialis ini dihancurkan dan dipecah-belah usaha politik persatuan nasionalnya dengan keji secara fisik dan mental hmmm.... Secara fisik dan mental, sebenernya usaha mencegah berlangsungnya politik persatuan nasional masih terus berlangsung sampe sekarang yang mewujud pada politik diskriminasi dan penyerangan secara fisik terhadap kaum minoritas baik berdasarkan suku, agama, ras, golongan dan keyakinan atau ideologi.

Nah sementara itu di masa Orde Baru, politik atau partai justru dikambinghitamkan sebagai biang kesusahan rakyat dan amburadulnya negeri. Politik adalah kotor. Rakyat dianjurkan untuk ga menjamah sama sekali , menggauli dan mempelajarinya. Partai pun ga lagi dianggap menjadi alat perjuangan rakyat sebagaimana partai-partai yang berdiri sebelum Proklamasi Kemerdekaan. Partai hanya berisi orang-orang yang ga berkarya, pengangguran dan serakah baik terhadap kekuasaan maupun kekayaan. Hanya Golongan Karya yang bukan partailah yang boleh memimpin negeri. Masa masa Orde Baru, rakyat menjadi ga berkesadaran politik. Yang masih nekad bergelut dengan politik, bisa bisa digebuk, di penjara, dilenyapkan dan dibunuh. Rakyat dipaksa rasional: untuk apa bersusah payah dengan politik. Pilihan yang rasional adalah mengikuti saja tawaran hidup yang disuguhkan oleh Orde Baru: berekonomi tanpa perlu bertanya teori yang melandasinya, berpolitik tanpa perlu bertanya teori yang melandasinya. Slogan yang popular di masa ini: Politik No Pembangunan Yes.  Politik menjadi kata yang menakutkan; barang yang menjijikkan hingga seorang rohaniawan tingkat tinggi pun bisa segera menjauh ketika mendengar kata Politik atau Partai disebutkan seperti mendengar setan bertempik (minjem ungkapan Chairil Anwar).   Yaaah secara garis besar, politik Orde Baru yang berlangsung tiga dasawarsa  lebih dua tahun itu secara nyata menyempurnakan penghancuran kesadaran dan keberanian politik rakyat yang udah dimulai sejak  tahun 1965. Hasilnya sampai sekarang masih terasa.

Di masa reformasi, situasi politik sudah terbuka walau masih ditumbuhkan ketakutan terhadap ideologi politik tertentu. Pemilu tahun 1999  dianggap sebagai pemilu paling demokratis setelah pemilu pertama  1955. Akan tetapi situasi politik yang terbuka itu yang ditandai dengan berdirinya partai-partai dan dilaksanakannya Pemilu secara langsung tak berarti rakyat semakin dekat dengan politik. Politik dan partai masih diwacanakan buruk sebagaimana wacana Orde Baru. Rakyat dari hari ke hari justru ga didekatkan dengan politik tapi semakin dijauhkan dari politik dengan cara yang sangaaaat lain yang terlihat rasional sebagai pilihan publik. Bila Orde Baru membuat rakyat takut terhadap politik  karena ancaman ini dan itu dan kadang seperti  orang tua melarang anak-anaknya: jangan ini- jangan itu sambil membawa pentungan, di masa reformasi ini,  ketakutan terhadap politik atau partai  datang justru dari diri sendiri atas pertimbangan atau pilihan yang seakan rasional berdasar pengalaman atau kenyataan yang ada. Kenyataan yang ada ini adalah praktik politik dewasa ini yang transaksional hmmm.... (tarik nafas dalam2)

Ketakutan akan biaya yang besar seperti diomongkan pendapat umum atau diberitakan di koran-koran cukup membuat seseorang ga mau bahkan kapok mikirin dunia politik. Kompas (26/4) pun menulis Angka-angka Fantastis di Pemilu 2014, bagaimana seorang caleg membutuhkan dana sekitar Rp 1,5 miliar untuk kampanye pada pemilu 2014.  Dalam kerangka ini, disertasi Wakil Ketua DPR Pramono Anung yang menyatakan: biaya kampanye anggota DPR pada pemilu 2009 sebesar Rp 200 juta-RP 6 miliar bahkan ada yang Rp 20 miliar, hanyalah meneguhkan ketakutan rakyat untuk terlibat politik. Rakyat yang ga punya Rp 200 juta akan mundur dan menjauh dari dunia politik (yang kotor, mahal dan korup) dengan pertimbangan yang seakan rasional. Akibatnya, rakyat berpikir lebih baik berspekulasi di dunia ekonomi daripada politik.  Disini menjadi jelas di masa reformasi ini, propaganda tentang politik yang biayanya mahal menjauhkan rakyat dari gelanggang politik dan lebih baik melenggang ke gelanggang ekonomi atau bisnis sebagaimana dianjurkan oleh Dahlan Iskan: anak muda lebih baik tidak terjun ke politik tapi lebih baik berbisnis. Secara rasional, bila tak punya biaya, lebih baik jangan berpolitik atau daripada berspekulasi di dunia politik yang tak jelas… lebih baik berspekulasi di bidang ekonomi riil.

Tapi menurut aku nih temens justru ga berfikir gitu deh, jalan politik atau pun ekonomi tidaklah selalu harus dipertimbangkan secara rasional oleh rakyat (yang ga punya Rp 200 juta). Politik dalam hal tertentu memang mahal karena di sana ada nilai-nilai yang diperjuangkan dengan penuh pengabdian, sepenuh jiwa bahkan menuntut pengorbanan yang ga bisa diukur dengan uang. Di sisi lain, politik rakyat bisa dikatakan murah: hanya menuntut keberanian yang itupun di masa Orde Baru susah didapatkan. Sebagai ilmu, politik sebaiknya juga bekerja di atas teori-teori yang udah teruji atau memang harus diuji dalam praktek.

Jadi critanya niih melalui tulisan ini aku kepengen ngajak semuaaaaa temen temen untuk mau maju melibatkan diri dalam politik, jangan lagi bisik bisik dibelakang , ingat anak anak kita , mau jadi apa mereka nanti kalau kita kita ini sampai seusia ini benar benar tidak belajar merubah faham yang baik untuk sebuah PEMILU , Pemilu ada milik kita semua, hak pribadi setiap warga negara, pilih dengan mata hatimu ya temans , jangan dengarkan kanan kiri, jangan mau tergoda dengan rupiah dan janji janji, inget ya harga diri kita bukan sebesar 'semangkok bakso' yang nikmat sesaat ga sampe 1 jam, mari kita ingat ingat apa yang kita lakukan sekarang kelak anak anak kita yang akan merasakan kebaikan atau keburukannya atas apa yang menjadi keputusan kita saat Pemilu nanti , waduuuuh kalo sdh ngomong soal yang satu ini terus terang hatiku ini gemeeees banget temans, gimana enggak masih banyak dari kita yang sungguh ga bisa banget berfikir bahwa hal yang keliatannya 'kecil' seperti 'mencoblos saat Pemilu' akan menjadikan hal besar dan contoh besar untuk anak anak kita kelak. Percayalah nasib anak anak kita berada atas doa kita temans, InsyaAllah dengan niat yang baik dengan hati yang bersih dengan doa kita untuk bangsa dan anak anak bangsa kelak Tuhan akan mengabulkan doa kita semua,amiin._

Hal lain yang yang aku ingin bagi niiih disini , ayo bersama sama kita doakan supaya hati kita diberikan taufik dan hidayahNya, dalam setiap keputusan langkah kaki dan tangan kita ini supaya berjalan selalu dijalanNya , memohon untuk dijaga hati dari keputus asaan , mari temans kita bangkit demi anak anak kita nanti , ga ingin kan kelak anak anak cucu cucu kita terpuruk ?

Ok semoga sedikit banyak berguna ya temans tulisanku ini ,
Luv _
Salam Indonesia Raya 

Esti Faridah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mau Coba Mulai Bisnis Internet? Boleh Pilih Salah Satu Berikut :D

Software Iklan Baris Massal
Software Iklan Baris Massal

Jadi Reseller Produk Produk Jualanku :)

Jadi Reseller Produk Produk Jualanku :)
Semua Produk

Single TShirt 'Top Design'

Couple TShirt